Kosakata Tiga Bahasa Daerah Sasak, Samawa, dan Mbojo
Pendokumentasian bahasa dan sastra daerah diperlukan untuk melestarikan bahasa dan sastra daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh sebab itu, Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat melaksanakan kegiatan Inventarisasi Kosakata tiga bahasa daerah asli yang ada di Nusa Tenggara Barat, yaitu bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo, kemudian diidentifikasi, lokakarya, dan sidang komisi menjadi Kamus Bahasa Daerah (Sasambo). Pada kesempatan kali ini, kita akan berkenalan dengan beberapa kosakata bahasa daerah yang berkaitan dengan budaya suku Sasak, Samawa, dan Mbojo—baik nomina maupun verba dalam tiga bahasa daerah.
Bahasa Sasak
an.cak n wadah makanan berbentuk kotak yang terbuat dari bambu, dipakai untuk menghidangkan selamatan; -- kagungan ‘ancak yang besar dalam upacara adat di Bayan; ber.an.cak v menggunakan ancak
2ban.jar n 1 urutan untuk saling membantu orang lain yang terkena musibah atau mau mengadakan hajatan; 2 persatuan; perkumpulan: lèq dèsâ niki luèq banjar saq tearaqan, ‘di desa ini banyak perkumpulan diadakan’; -- getas nama tokoh Sasak yang mendirikan Kerajaan Praya; -- matè urunan untuk membantu orang yang ditinggal mati oleh anggota keluarganya; -- merariq urunan untuk membantu orang yang mau mengadakan perkawinan
gam.bus n ’musik gambus’: manto ~ lèq Kotarajâ, ’nonton musik gambus di Kotaraja’; be.gam.bus v memainkan alat musik gambus; te.gam.bus.a(n, g) v ’dihibur dengan gambus’
me.men.jong v ‘mengunakan kain Bayan yang diarahkan meruncing jatuh ke bawah bagi laki-laki’
pa.maq n campuran sirih kapur, pinang, dan gambir: aiq --, air ludah merah bekas makan sirih; pa. maq.a(n, g) v makan sirih untuk orang lain: ~ ariq jari sèmbèq, makan sirih untuk adik yang akan diginakan untuk mengobati adik secara tradisional; ma.maq v makan sirih: papungku koat ~, ’nenek saya kuat makan sirih; pe.ma.maq n yang suka makan sirih: endèqdâ ~, ’dia suka makan sirih’; se.pa.maq.an num sekali makan sirih: ~ baè kekelahtâ ngantih, ‘sekali makan sirih saja kita harus menunggu lama’
Bahasa Samawa
a.lang n rumah khusus sebagai tempat menampung hasil pertanian dan barang lainnya: lamin ka mo dapat dessa langsung sênték ko bao ~, ‘taruhlah pelana ini ke alang’
bê.li.da n kayu Panjang beerbentuk pedang: sate kupinaq ~ nakeda ada tau nyoro nawar puan, ‘saya ingin membuat kayu panjang berbentuk pedang, siapa tahu ada pencuri besok lusa’
de.de v menyanyikan lagu tradisional untuk meninabobokan anak: sasaiku mêntu ~ anak, ‘istri saya sedang menyanyikan lagi tradisional untuk meninabobokan anak’
ni.sung n tempat menumbuk padi terbuat dari kayu yang dilubangi secara vertikal: nomónda ~ jaman ta, ‘zaman sekarang sudah tidak ada lesung’
ta.ne n sepasang tiang kayu utama pada alat tenun, terletak pada ujung alat tenun (jika dipandang dari sudut penenun): ta kayu ~, ‘ini kayu utama pada tenun’
Bahasa Mbojo
aru.ra.ja n hari raya; ~ na’e n hari raya haji; ~ to’i, ‘Hari Raya Fitri’; londo ~ ‘(waktu) selesai salat hari raya’
ba.lu.bu v membungkus diri dengan sarung: ƃaƃau di ~ kaimu wekimu nggomike, ‘mengapa engkau menyelubungi atau membungkus diri dengan sarung’
ci.la n parang; ~ naru ‘kelewang; parang panjang’; ~ goa ‘parang yang agak besar dan lurus’; ~ mboko ‘parang bengkok’
kan.do.ro n ‘anyaman daun lontar atau nyiur untuk tempat menyimpan garam dan lain-lain (terutama untuk petani yang bertempat tinggal di sawah)’
1ma.ra n nama layangan besar dan berekor panjang: mai talao ntada dou ma oro ~, ‘mari kita pergi menonton orang yang bermain layangan besar’; 2ma.ra n yang memakai atau yang menggunakan: cao ~ kani ƃaju nahu rawi ‘iku ake ƌi, ‘siapa yang memakai baju saya yang disimpan di sini’; 3ma.ra n ramuan rumah: ~ kani au ncauna mawara umaka?, ‘ramuan apa saja yang ada di rumah itu?’; 4ma.ra n rempah-rempah: welijapu ~ kani maniki di mbumbukai hi’i uta sahe ake, ‘belikanlah rempah-rempah untuk bumbu ikan daging kerbau ini’