Analisis Kesulitan Mengembangkan Ide pada Penulisan Teks Esai oleh Siswa Kelas IX SMPN 1 Karimun

Abstrak

Kemampuan menulis esai sangat penting untuk dikuasai oleh siswa, khususnya di tingkat pendidikan menengah. Namun, banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide saat menulis esai. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan yang dialami siswa kelas IX di SMPN 1 Karimun dalam menulis esai. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode deskriptif kualitatif, melibatkan dua siswa yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menghadapi kesulitan dalam memahami struktur esai, kurangnya pengalaman menulis, keterbatasan kosakata, dan faktor emosional seperti kecemasan. Banyak siswa yang tidak membuat kerangka tulisan sebelum menulis sehingga tulisan mereka menjadi tidak terstruktur. Selain itu, siswa juga mengalami kebuntuan ide, keterbatasan kosakata, dan faktor emosional seperti kecemasan yang menghambat proses penulisan. Siswa merasa tertekan untuk menghasilkan tulisan yang baik, yang sering kali menyebabkan mereka berhenti sejenak untuk berpikir. Untuk itu, penting bagi guru memberikan bimbingan dan menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk membantu siswa mengatasi kesulitan dalam menulis esai. Dengan memberikan dukungan yang memadai, diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis mereka dan lebih percaya diri dalam mengekspresikan ide-ide mereka secara efektif.

 

Kata kunci: ide; kesulitan; dan teks Esai

Abstract

The ability to write essays is very important for students, especially at the secondary The ability to write essays is very important for students, especially at the secondary education level. However, many students struggle to develop ideas when writing essays. This study aims to analyze the difficulties faced by ninth-grade students at SMPN 1 Karimun in essay writing. The research uses a case study approach with qualitative descriptive methods, involving two students selected through purposive sampling. Data was collected through in-depth interviews, observations, and documentation. The findings show that students face difficulties in understanding essay structure, lack of writing experience, have limited vocabularies, and have an issue with anxiety. Many students do not create an outline before writing, resulting in unstructured essays. Additionally, students experience idea blockages, vocabulary limitations, and anxiety, which hinder the writing process. Students feel pressured to produce good writing, often causing them to pause to think. Therefore, it is important for teachers to provide guidance

 

and create  positive learning environment to help students overcome difficulties in essay writing. With adequate supports, students are expected to improve their writing skills and become more confident in expressing their ideas effectively.

Keywords: difficulties; essay text; and ideas.

 

Pendahuluan

Esai adalah bentuk tulisan yang menyampaikan pemikiran, argumen, atau pendapat penulis mengenai suatu topik tertentu dengan cara yang terstruktur dan sistematis. Menurut (Winarto, Y. T., Suhardiyanto, T., & Choesin, E. M., 2016), esai adalah bentuk prosa yang tidak terikat oleh aturan-aturan formal, tetapi memiliki tujuan untuk menyampaikan pemikiran penulis dengan cara yang terstruktur dan reflektif. Esai biasa dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi yang umum dimanfaatkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan mengorganisasi ide. Ciri-ciri esai meliputi adanya pendahuluan, tubuh, dan kesimpulan. Pendahuluan berfungsi untuk memperkenalkan topik dan menarik perhatian pembaca, sementara tubuh esai berisi argumen, analisis, atau penjelasan yang mendukung pendapat penulis. Sementara itu, simpulan berisi poin-poin utama dan memberikan penegasan akhir mengenai topik yang dibahas. Selain itu, esai harus menggunakan gaya bahasa jelas, logis, dan didukung oleh bukti atau contoh yang relevan untuk memperkuat argumen. Keberhasilan dalam menulis esai bukan hanya bergantung pada kemampuan berbahasa, tetapi juga pada kemampuan penulis untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menyampaikan ide dengan cara yang persuasif dan menarik bagi pembaca (Lubis, 2021). Penulisan esai menjadi hal krusial yang perlu dimiliki oleh siswa, khususnya di jenjang pendidikan menengah. Keterampilan ini tidak hanya berfungsi untuk mengekspresikan ide dan pendapat, namun juga sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis (Fithriyah & Isma, 2024). Dalam penulisan esai, siswa dituntut untuk merumuskan argumen, menyusun bukti yang mendukung, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Hal ini mendorong mereka untuk tidak hanya sekadar menerima informasi dengan cara pasif, tetapi juga secara aktif untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi tersebut. Dengan demikian, penulisan esai menjadi alat yang efektif untuk melatih siswa dalam mengorganisasi pikiran mereka, menyusun logika yang koheren, dan menyampaikan ide dengan jelas dan persuasif.

Penulisan esai mendorong siswa untuk dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi secara mendalam. Selain itu, esai juga mendorong siswa untuk melakukan riset, mengumpulkan bukti, dan menyusun argumen secara logis. Namun, dalam kenyataannya, banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide saat menulis teks esai. Hal ini bisa diakibatkan oleh beragam faktor, mulai kurangnya pemahaman tentang struktur esai, minimnya pengalaman dalam menulis, hingga ketidakmampuan dalam mengorganisasi pemikiran secara sistematis. Faktor emosional seperti rasa takut akan kritik atau kegagalan juga dapat menghambat kreativitas dan keberanian siswa untuk mengekspresikan pendapat mereka (Ginting, 2023). Untuk itu, seorang pendidik hendaknya mampu memberikan bimbingan dan dukungan bagi anak, termasuk pelatihan

tentang teknik penulisan esai, agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan ini dan mengembangkan keterampilan menulis yang lebih baik.

Permasalahan ini juga terjadi pada siswa kelas IX SMPN 1 Karimun. Meskipun guru telah mengajarkan materi tentang esai, masih terdapat siswa yang merasa kesulitan untuk menuliskan ide-idenya ke dalam bentuk tulisan yang terstruktur. Kesulitan ini dapat berpengaruh pada hasil akademik siswa, serta menghambat kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif melalui tulisan. Oleh karena itu, Penting untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam mengembangkan ide saat menulis esai.

Berdasarkan pada permasalahan di atas, studi ini bertujuan untuk menggali secara mendalam terhadap kesulitan siswa dalam mengembangkan ide pada penulisan teks esai siswa kelas IX SMPN 1 Karimun. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai tantangan yang dihadapi siswa dalam proses penulisan esai.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang berfokus pada studi kasus. Metode studi kasus dipilih untuk analisis mendalam terkait kesulitan siswa dalam mengembangkan ide saat menulis esai. Populasi penelitian ini terdiri dari 37 siswa kelas IX di SMPN 1 Karimun. Dari populasi ini, dua siswa dipilih sebagai subjek penelitian dengan teknik purposive sampling, yakni metode pemilihan berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan fokus penelitian (Fitrah & Luthfiyah, 2017). Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi untuk mendapatkan informasi mendetail mengenai pengalaman dan tantangan siswa dalam proses menulis esai. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi tema utama dari wawancara dan observasi, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kesulitan yang dialami siswa.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX SMPN 1 Karimun pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas IX SMPN 1 Karimun mengalami beberapa kesulitan dalam mengembangkan ide saat menulis teks esai. Melalui wawancara mendalam dan observasi dengan AN selaku responden 1 dan FN selaku responden 2 dalam penelitian, ditemukan beberapa faktor utama yang menjadi penyebab kesulitan tersebut, diantaranya pemahaman struktur esai, pengalaman menulis, dan faktor emosional.

Hasil observasi terhadap siswa kelas IX SMPN 1 Karimun dalam proses penulisan esai menunjukkan beberapa tantangan yang dihadapi siswa dalam menulis teks esai. Dalam observasi, ditemukan bahwa banyak siswa yang menulis esai secara tidak terstruktur. Siswa cenderung memulai penulisan esai tanpa membuat kerangka atau rencana terlebih dahulu. Sebagian besar siswa langsung menulis tanpa mengorganisasikan ide-ide mereka. Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa mereka jarang menggunakan kerangka tulisan sebelum mulai menulis. Responden 2 mengakui bahwa ia lebih cenderung langsung menulis, yang sering kali membuatnya kehilangan arah. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan kerangka tulisan dapat menjadi strategi efektif dalam membantu siswa mengatur idenya ketika menulis. Penelitian oleh (SIRAIT, 2024) menunjukkan bahwa penggunaan kerangka tulisan dapat membantu siswa dalam menyusun argumen dan menjaga fokus selama proses penulisan. Selain itu, responden 1 juga mengungkapkan bahwa ide-ide yang muncul sering kali tidak teratur, sehingga menyulitkannya untuk menyusun tulisan. Hal ini menyebabkan tulisan mereka menjadi tidak terstruktur dan sulit dipahami. Misalnya, beberapa siswa terlihat bingung dan sering kali berhenti sejenak untuk berpikir, menunjukkan bahwa mereka kekurangan panduan yang jelas mengenai langkah berikutnya yang harus diambil dalam penulisan. Ini konsisten dengan penelitian oleh (Nurholishoh, Y., Efendi, P. M., & Abidin, Y., 2024) yang menyatakan bahwa perencanaan yang baik sangat penting untuk menciptakan tulisan yang koheren dan terstruktur. Dengan demikian, pengenalan teknik perencanaan dan pengorganisasian ide dapat membantu siswa dalam proses penulisan mereka.

Hasil observasi juga menunjukkan bahwa siswa sering mengalami kebingungan dalam mengembangkan ide. Banyak siswa yang terlihat terhenti setelah menulis beberapa kalimat, dan beberapa dari mereka terlihat frustasi ketika tidak dapat melanjutkan tulisannya. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa siswa sering merasa kehabisan ide dan kesulitan untuk mengembangkan argumen mereka.

Kedua responden mengungkapkan bahwa mereka merasa kesulitan saat memulai menulis esai. Responden 1 menyatakan bahwa dirinya sering merasa bingung ketika memulai menulis teks esai

“saya sering merasa bingung harus mulai darimana dalam menulis esai, karena ide-ide yang muncul terkadang kurang teratur”.

Sementara responden 2 menambahkan bahwa memulai esai adalah "bagian paling sulit" karena ia ingin kalimat pembuka yang bagus tetapi malah merasa ragu. Kesulitan ini menunjukkan bahwa siswa sering kali terjebak dalam pemikiran tentang bagaimana memulai, yang dapat menghambat alur penulisan mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian (Intan, 2020) yang menyatakan bahwa siswa sering mengalami kebuntuan saat memulai penulisan, yang dapat disebabkan oleh tekanan untuk menghasilkan tulisan yang baik.

Selain itu, keduanya juga mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide awal. Hal ini sejalan dengan pendapat (Sumarmo, U., Hidayat, W., Zukarnaen, R., Hamidah, H., & Sariningsih, R., 2012) bahwa kebuntuan ide adalah masalah umum yang dihadapi siswa saat menulis. Responden 1 mengakui bahwa ia sering kehabisan ide karena terfokus pada satu bagian, sedangkan responden 2 merasa seperti sudah kehabisan kata-kata setelah beberapa kalimat pertama. Hal ini menunjukkan bahwa siswa perlu strategi yang lebih baik untuk mengembangkan ide-ide mereka secara berkelanjutan dan pentingnya latihan dan pengalaman dalam menulis untuk membantu siswa mengatasi kebuntuan ide (Halalutu, 2023).

“seringkali saya kehabisan ide karena terfokus pada satu bagian dan bingung untuk melanjutkannya” ungkap responden 1.

Selain itu, siswa juga menghadapi hambatan dalam hal kosakata saat menulis esai. Responden 2 menyatakan bahwa ia merasa kekurangan kosakata, yang menyulitkan untuk mengungkapkan ide-idenya secara tepat. Kekurangan ini menjadi salah satu hambatan utama dalam penulisan esai, karena variasi kata dan frasa yang tepat sangat penting untuk menyampaikan argumen secara efektif. Penguasaan kosakata yang baik sangat penting untuk membantu siswa mengekspresikan ide dengan jelas dan logis (Sunariati, R., Ismawati, E., & Riyadi, I., 2019).

Selama observasi, peneliti juga menemukan bahwa faktor emosional berperan dalam proses penulisan siswa. Beberapa siswa terlihat cemas dan ragu saat menulis, terutama ketika mereka merasa bahwa tulisan mereka tidak memenuhi harapan. Misalnya, responden 1 terlihat gelisah dan sering kali meminta pendapat teman-temannya tentang ide-ide yang ia tulis. Lingkungan belajar yang kurang mendukung, seperti kurangnya umpan balik positif dari guru, dapat memperburuk rasa percaya diri siswa. Untuk itu, penting bagi guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengekspresikan ide-ide mereka.

Manajemen waktu yang baik juga diperlukan dalam menulis esai. Siswa sering kali tidak dapat mengatur waktu dengan baik saat menulis esai. Banyak siswa yang terlihat terburu- buru menyelesaikan tulisan mereka menjelang akhir waktu yang ditentukan, yang menyebabkan tulisan mereka menjadi tidak lengkap dan kurang terperinci. Hal ini menunjukkan bahwa siswa perlu belajar tentang manajemen waktu yang efektif dalam penulisan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengaturan waktu yang baik dapat membantu siswa menyelesaikan tugas dengan lebih baik dan mengurangi stres (Fuadi, A., Suprapti, F., Pranawukir, I., & Taupiq, T., 2023).

Di samping itu, pemahaman yang mendalam terkait tata cara penulisan esai juga sangat diperlukan siswa dalam menulis teks esai. Siswa mengungkapkan bahwa mereka masih kesulitan memahami struktur dasar esai, yang terdiri dari pendahuluan, tubuh, dan kesimpulan. Meskipun mereka telah diajarkan tentang komponen-komponen ini, beberapa siswa merasa bingung tentang bagaimana cara menghubungkan ide-ide mereka dalam kerangka yang terstruktur. Misalnya, salah satu siswa menyatakan,

"Saya tahu ada pendahuluan dan kesimpulan, tetapi saya tidak tahu bagaimana mengisi bagian tubuh esai dengan argumen yang tepat."

Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman yang kurang mendalam tentang struktur esai dapat menghambat kemampuan siswa untuk menyusun tulisan yang koheren. Untuk itu, penting bagi guru untuk selain menjelaskan mengenai struktur esai yang baik, juga memberikan beberapa contoh esai dan membimbing siswa dalam menulis esai. Selain itu, minimnya pengalaman dalam menulis esai juga menjadi faktor signifikan yang memengaruhi kesulitan siswa. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini mengakui bahwa mereka jarang berlatih menulis esai di luar tugas sekolah. Salah satu siswa mengungkapkan,

"Saya tidak terbiasa menulis esai, jadi ketika disuruh, saya merasa bingung harus mulai dari mana."

Kurangnya latihan ini menyebabkan siswa merasa tidak percaya diri dan kesulitan dalam mengembangkan ide-ide mereka secara efektif. Hal ini sering mengakibatkan siswa mengalami kebingungan dan merasa buntu dalam menulis. Siswa merasa tidak mampu untuk melanjutkan tulisan atau mengembangkan argumen yang mereka miliki. Rasa cemas dan ragu ini dapat menghambat proses berpikir kritis yang diperlukan untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas. Penelitian ini sejalan dengan temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa pengalaman menulis yang terbatas dapat menghambat kemampuan siswa dalam mengekspresikan pemikiran mereka secara tertulis (Fatihah, 2024). Sebagai contoh, siswa yang tidak sering berlatih menulis cenderung memiliki kosakata yang lebih terbatas dan kurang mampu menyusun kalimat yang kompleks, yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyampaikan ide dengan jelas dan persuasif. Selain itu, kurangnya latihan juga dapat mengurangi keakraban siswa dengan berbagai genre penulisan, sehingga mereka tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menyesuaikan gaya penulisan mereka dengan konteks yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk menyediakan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk berlatih menulis dalam berbagai format dan konteks, guna meningkatkan kepercayaan diri mereka dan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide secara efektif.

Faktor emosional juga berperan penting dalam kesulitan siswa dalam menulis esai. Beberapa siswa melaporkan merasa cemas atau takut akan kritik dari guru dan teman- teman mereka. Rasa takut ini sering kali menghalangi mereka untuk mengekspresikan ide-ide mereka secara bebas.

"Saya khawatir jika tulisan saya tidak bagus, jadi saya lebih memilih untuk tidak menulis sama sekali." Ungkap salah satu siswa.

Kecemasan ini dapat menghambat kreativitas dan keberanian siswa untuk berinovasi dalam penulisan mereka. Ketika siswa merasa cemas dan takut akan kritik atau kegagalan, mereka cenderung menjadi lebih defensif dan kurang berani untuk mencoba hal-hal baru. Mereka mungkin akan lebih memilih untuk menulis sesuatu yang aman dan tidak terlalu berisiko, daripada mencoba untuk berinovasi dan mengembangkan ide-ide yang lebih unik dan kreatif. Kondisi ini dapat menghambat siswa dalam mengembangkan keterampilan menulis tingkat tinggi, seperti berpikir kritis dan analitis, serta membangun argumen yang lebih kompleks dan persuasif.

Hal ini menegaskan bahwa dukungan emosional dari guru dan lingkungan belajar yang positif sangat krusial untuk membantu siswa mengatasi rasa takut dan meningkatkan kepercayaan diri dalam menulis. Guru bisa membantu mengurangi kecemasan siswa dengan memberikan umpan balik yang konstruktif dan positif, serta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan tidak menghakimi. Dengan begitu, siswa akan merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam menulis, serta lebih berani bereksperimen dan berinovasi dalam penulisan mereka. Selain itu, guru juga dapat membantu siswa mengembangkan strategi mengatasi stres dan kecemasan, seperti teknik relaksasi dan manajemen waktu yang baik. Dengan demikian, siswa akan dapat mengatasi kecemasan dan meningkatkan kemampuan menulis mereka secara keseluruhan.

 

 

 

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas IX SMPN 1 Karimun mengalami kesulitan yang signifikan dalam mengembangkan ide ketika mereka menulis esai. Beberapa faktor utama yang memengaruhi masalah ini adalah pemahaman yang buruk tentang struktur esai, kurangnya pengalaman menulis, kesulitan mengorganisasi ide, keterbatasan kosakata, dan faktor emosional seperti kecemasan dan ketakutan akan kritik. Ketika siswa memulai esai, mereka sering bingung dan terhenti dan mereka kesulitan untuk membuat argumen yang kuat. Mereka juga kesulitan mengatur waktu dan menulis dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih membutuhkan dukungan tambahan dalam hal perencanaan, pengorganisasian ide, dan latihan menulis tambahan untuk mengatasi masalah yang terkait dengan penulisan esai.

 

Saran

Penelitian ini menghasilkan beberapa rekomendasi yang dapat digunakan siswa untuk mengatasi kesulitan menulis esai, antara lain sebagai berikut.

  1. Dengan memberikan lebih banyak contoh dan latihan yang berfokus pada cara menyusun pendahuluan, tubuh, dan kesimpulan secara sistematis, guru harus memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur esai. Ini akan membantusiswa memahami cara mengorganisasi ide mereka dengan lebih jelas dan koheren. Selain itu, penting untuk memberikan kesempatan yang lebih besar bagi siswa untuk berlatih menulis esai secara  Latihan menulis yang berkelanjutan akan meningkatkan kemampuan siswa untuk membuat konsep dan membuat argumen yang rasional.
  2. Siswaharus dididik untuk menggunakan teknik perencanaan, seperti membuat kerangka tulisan sebelum  Dengan perencanaan yang baik, siswa dapat mengatur ide mereka dengan lebih baik sehingga tulisan mereka menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami.
  3. Dukungan emosional dari pendidik juga penting. Siswa dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan akan kritik dengan membuat lingkungan belajar yang positifyang akan membuat mereka merasa nyaman dan percaya diri untuk menyampaikan ide-ide  Rasa percaya diri siswa akan meningkat selama proses menulis berkat umpan balik yang konstruktif dari guru.
  4. Sangat penting bagi siswa untuk diajarkan cara mengatur waktu dengan baik agar mereka tidak terlalu terburu-buru untuk menyelesaikan esai mereka. Dengan mengatur waktu dengan baik, siswa dapat menyelesaikan tulisan mereka secara menyeluruh dan lebih mendalam. Diharapkan bahwa dengan menerapkan saran- saranini, siswa dapat mengatasi kesulitan yang mereka hadapi saat menulis esai dan meningkatkan keterampilan menulis mereka.

 

DAFTAR PUSTAKA

Fatihah, E. (2024). Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual terhadap Kreativitas Menulis Puisi Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(2), 9.

Fithriyah, N. N., & Isma, U. (2024). Analisis keterampilan berfikir kritis dalam pembelajaran bahasa indonesia. Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 2(2), 225–235.

Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017). Metodologi penelitian: penelitian kualitatif, tindakan kelas & studi kasus. CV Jejak (Jejak Publisher).

Fuadi, A., Suprapti, F., Pranawukir, I., & Taupiq, T. (2023). Strategi Konseling Individual Untuk Mengatasi Stres Akademik Pada Mahasiswa. Journal on Education, 6(1), 2987–2995.

Ginting, N. G. (2023). Membangun Kepercayaan Diri Anak Sejak Dini Dan Membangun Karakterk Anak. Journal Sains Student Research, 1(1), 165–178.

Halalutu, F. (2023). Upaya Meningkatkan Kreativitas Kompotensi Pedagogik Guru Dalam Menyusun, Mengembangkan CP, TP dan ATP Melalui KKG di MIM Unggulan Kota Gorontalo. Research Review: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(2), 207–213.

Intan, T. (2020). Writer’s Block Phenomena in Ika Natassa’s’the Architecture Of Love’metropop Novel (Fenomena ”Writer S Block” dalam Novel Metropop “The Architecture Of  Love” karya Ika Natassa). Leksema: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 5(2), 147–157.

Lubis, S. S. W. (2021). Pembelajaran Menulis Essai Melalui Media Massa Surat Kabar Dalam Pembentukan Berpikir Kritis. Pionir: Jurnal Pendidikan, 10(2).

Nurholishoh, Y., Efendi, P. M., & Abidin, Y. (2024). Faktor-Faktor Prediktif Yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis Siswa Sekolah Dasar. Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah, 14(1), 147–157.

Sirait, J. V. O. (2024). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Menulis Teks Argumentasi pada Peserta Didik Kelas XI di SMA Swasta Abdi Negara Binjai Tahun Ajaran 2024/2025.

Sumarmo, U., Hidayat, W., Zukarnaen, R., Hamidah, H., & Sariningsih, R. (2012). Kemampuan dan disposisi berpikir logis, kritis, dan kreatif matematik. Jurnal Pengajaran Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 17(1), 17–33.

Sunariati, R., Ismawati, E., & Riyadi, I. (2019). Hubungan antara Penguasaan Kosakata dan Struktur Kalimat dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi. Jurnal Pendidikan Bahasa, 8(2), 309–329.

Winarto, Y. T., Suhardiyanto, T., & Choesin, E. M. (2016). Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.