Analisis Kualitas Jawaban Siswa Kelas IX SMPN 50 Batam terhadap Soal Pemahaman Bacaan sebagai Refleksi Minat Baca
Abstrak
Motivasi belajar adalah faktor penting yang memengaruhi keberhasilan siswa dalam menggapai tujuan pembelajaran. Penelitian ini berfokus pada motivasi belajar siswa kelasIX di SMP Negeri 50 Batam dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, bertujuan untuk menganalisis berbagai faktor yang memengaruhinya. Faktor-faktor tersebut ialah peran guru, lingkungan belajar, motivasi pribadi siswa, serta dukungan fasilitas pendidikan. Metode penelitian dikenakan ialah pendekatan kualitatif dengan studi kasus deskriptif, yang melibatkan wawancara dengan siswa sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian memperlihatkan jika motivasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh peran guru yang kreatif dan interaktif, lingkungan belajar yang kondusif, serta dukungan fasilitas seperti akses teknologi dan perpustakaan. Selain itu, dukungan sosial dari teman sebaya serta keluarga pula berperan penting dalam meningkatkan motivasi siswa. Meskipun terdapat beberapa kendala, seperti kurangnya fasilitas yang memadai dan tantangan dalam penggunaan teknologi, faktor-faktor ini secara keseluruhan berkontribusi pada peningkatan motivasi belajar siswa. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk memperbaiki kualitas pengajaran, menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif, dan meningkatkan fasilitas pendidikan guna mendukung motivasi belajar siswa yang lebih optimal.
Kata kunci: Motivasi Belajar, SMP Negeri 50 Batam, Minat Baca
Abstract
Learning motivation is an important factor that influences students' success in achievinglearning goals. This study focuses on the learning motivation of grade IX students at SMPNegeri 50 Batam in the Indonesian Language subject, aiming to analyze the various factors that influence it. These factors are the role of teachers, the learning environment, students' personal motivation, and support for educational facilities. The research method used is a qualitative approach with a descriptive case study, which involves interviews with students as a data collection technique. The results of the study show thatstudents' learning motivation is greatly influenced by the role of creative and interactiveteachers, a conducive learning environment, and support for facilities such as access to technology and libraries. In addition, social support from peers and family also plays animportant role in increasing student motivation. Although there are several obstacles, such as the lack of adequate facilities and challenges in using technology, these factors overall contribute to increasing student learning motivation. This study provides recommendations for improving the quality of teaching, creating a more conducive learning environment, and improving
educational facilities to support more optimal student learning motivation.
Keywords: Learning Motivation, SMP Negeri 50 Batam, Reading Interest
Pendahuluan
Kemampuan membaca ialah keahlian dasar yang penting dalam pendidikan, sebab tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam berbagai bidang studi (Rejeki, 2020). Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kemampuan pemahaman bacaan siswa SMP menjadi perhatian, mengingat rendahnya tingkat literasi yang dihadapi saat ini. Hasil dari Programme for International Student Assessment memperlihatkan jika tingkat literasi siswa Indonesia berada pada posisi yang kurang memuaskan. Hal ini menandakan adanya kebutuhan untuk mengidentifikasi lebih jauh faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pemahaman bacaan siswa, terutama minat baca yang menjadi refleksi dari kualitas jawaban (Organisation for Economic Co-Operation and Development, 2019).
Bersumber dari data hasil tes pemahaman bacaan siswa kelas IX di SMPN 50 Batam,terdapat variasi skor yang mengindikasikan beragam tingkat pemahaman. Sebagian besarsiswa memperoleh nilai kategori "kurang" dengan skor di bawah 60, sementara hanya sebagian kecil yang mencapai kategori "baik" dan "baik sekali". Hasil ini memberi gambaran jika sebagian besar siswa menghadapi kesulitan dalam menjawab soal pemahaman bacaan dengan baik. Kualitas jawaban siswa mencerminkan tingkat minat baca yang rendah, yang dipengaruhi bermacam faktor baik internal ataupun eksternal.
Minat baca siswa sangat dipengaruhi oleh bermacam faktor, mulai dari ketersediaan bahan bacaan yang sesuai, metode pengajaran guru, hingga lingkungan yang mendukung kebiasaan membaca. Guru mempunyai peran penting dalam mendorong minat baca siswa, misalnya melalui pemilihan bahan bacaan yang menarik dan relevan, serta penerapan strategi pembelajaran melibatkan siswa secara aktif. Di sisi lain, dukungan lingkungan seperti perpustakaan yang memadai dan kegiatan literasi di sekolah juga berkontribusi dalam menumbuhkan minat baca siswa. Dengan menurunnya minat baca siswa, kualitas belajar menjadi terhambat karena mereka tidak memiliki kebiasaan dan motivasi yang kuat untuk membaca dan memahami berbagai informasi dalam bahan bacaan.
Bersumber dari hasil wawancara dengan beberapa siswa menunjukkan jika ada berbagai kendala yang mempengaruhi pemahaman bacaan peserta didik. Beberapa siswa merasa kesulitan memahami istilah-istilah yang sulit, waktu yang terbatas untuk mengerjakan soal, serta kurangnya motivasi dan konsentrasi dalam belajar. Siswa sepertiNuzul dan Kristin mengakui bahwa faktor eksternal seperti kurangnya dorongan dari keluarga atau lingkungan yang lebih condong ke hiburan dibandingkan literasi turut berperan dalam rendahnya minat baca peserta didik. Selain itu, siswa yang lebih sering terpapar hiburan digital cenderung kurang terbiasa membaca teks panjang, yang berdampak pada konsentrasi dan daya tahan peserta didik dalam memahami isi bacaan.
Dalam penelitian ini, soal-soal pemahaman bacaan yang digunakan telah dikembangkan berdasarkan kisi-kisi dan rubrik yang mencakup beberapa indikator,seperti menganalisis struktur teks, mengevaluasi keefektifan pesan, dan membedakan antara fakta dan opini dalam teks. Indikator ini dirancang untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap berbagai elemen teks
yang lebih kompleks. Hasil analisis jawaban siswa terhadap soal-soal ini kemudian menjadi refleksi dari kemampuan dan minat baca peserta didik. Dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki skor rendah cenderungkesulitan dalam aspek analisis dan evaluasi, yang menandakan bahwa peserta didik kurang mampu memahami pesan utama teks dan mengidentifikasi bagian penting dari sebuah bacaan.
Berdasarkan temuan, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut kualitasjawaban siswa kelas IX SMPN 50 Batam terhadap soal-soal pemahaman bacaan yang diberikan. Analisis ini diharapkan dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat pemahaman mereka terhadap bacaan dan faktor-faktor apa saja yang menghambat ataupun mendukung proses pemahaman tersebut. Hasil dari penelitian ini diharap tidak hanya bisa jadi evaluasi buat guru dalam menyusun strategi pengajaran yang lebih efektif,tetapi juga menjadi dasar untuk pengembangan program literasi yang bisa tingkatkan minat baca siswa di sekolah, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan belajar serta pendekatan yang lebih menarik dan relevan bagi siswa.
Metode Penelitian
Pada penelitian mengenakan pendekatan kualitatif dnegan metode studi kasus yang bersifat deskriptif. Menurut Rasyid (2022) penelitian kualitatif ialah pendekatan penelitian yang bermaksud buat memahami makna, pengalaman, serta pandangan individu ataupun kelompok terhadap fenomena tertentu. Penelitian ini berfokus pada pengumpulan data yang deskriptif dan kontekstual untuk menghasilkan gambaran holistikdari subjek yang dikaji. Dalam penelitian kualitatif, pendekatan yang digunakan memungkinkan peneliti untuk menjelajahi perasaan, keyakinan, dan perspektif dari parapartisipan secara lebih mendalam dan personal. Penelitian ini mengenakan metode studi kasus, menurut Ridlo (2023) studi kasus ialah metode penelitian yang dikenakan buat mengeksplorasi serta menganalisis fenomena tertentu secara mendalam dalam konteks kehidupan nyata. Metode ini memberikan gambaran rinci tentang peristiwa, proses, individu, atau kelompok tertentu dalam situasi tertentu, dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang komprehensif. Berbeda dengan metode penelitian lainnya yang mungkin fokus pada generalisasi, studi kasus lebih menekankan pada pemahaman mendalam terhadap objek penelitian dalam konteks yang spesifik.
Subjek penelitian berdasarkan kriteria penelitian untuk dijadikan sumber data. Subjek penelitian ini yakni kelas IX sejumlah 42 orang. Teknik pengumpulan data dilaksanakandengan tes serta wawancara. Pemberian tes menggunakan bentuk soal pilihan ganda dengan jenis soal HOTS. Adapun teknik pengerjaan dilakukan dengan menggunakan tesyang dilakukan secara langsung dengan tujuan buat ketahui tingkat kemampuan membaca pemahaman peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancaradilakukan agar dapat mengetahui kesulitan peserta didik dalam membaca pemahaman serta mengerjakan soal HOTS. Adapun hasil dari pengumpulan data akan dideskripsikanserta dianalisis.
Indikator kemampuan membaca pemahaman yang digunakan oleh penelitian ini ialah menganalisis struktur teks (komplikasi), mengidentifikasi pusat perhatian teks, mengidentifikasi unsur intrinsik teks, membandingkan teks rekon dengan berita asli, mengevaluasi pesan yang
disampaikan teks, mengevaluasi kebenaran informasi alam teks, memahami istilah dalam teks, menganalisis alasan penggunaan kata, menyimpulkan pelajaran dari teks dan menganalisis penyebab fenomena sosial. Adapun indikator 10 soaltersebut menggunakan basis HOTS yang bisa diamati Tabel 1.
Tabel 1. Kisi-kisi Soal Kemampuan Membaca Pemahaman Peserta Didik
Indikator Kemampuan Membaca Pemahaman |
Indikator Soal |
Level Kognitif |
Bentuk Soal |
Jumlah Soal |
Menganalisis struktur teks rekon (orientasi, komplikasi, resolusi). |
Menentukan bagian mana yang merupakan orientasi, komplikasi, dan resolusi dalam teks. |
C4 (Menganalisis) |
Pilihan Ganda |
2 |
Menganalisis unsur intrinsic teks rekon (tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang). |
Menjelaskan hubungan antara tema, tokoh, dan alur dalam teks, |
C4 (Menganalisis) |
Pilihan Ganda |
2 |
Menganalisis perbedaan anatara teks asli dan teks rekon |
Menemukan perbedaan gaya bahasa, sudut pandang, atau informasi yang dihilangkan antara teks asli dan teks rekon |
C4 (Menganalisis) |
Pilihan Ganda |
2 |
Mengevaluasi keefektifan teks rekon dalam menyampaikan pesan |
Menilai apakah teks rekon berhasil menyampaikan pesan yang sama dengan teks aslinya |
C5 (Mengevaluasi) |
Pilihan Ganda |
2 |
Mengevaluasi kebenaran informasi dalam teks rekon |
Menentukan apakah informasi yang disampaikan dalam teks rekon sesuai dengan fakta atau hanya opini |
C5 (Mengevaluasi) |
Pilihan Ganda |
2 |
.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data hasil tes serta jawaban wawancara dari siswa, dapat dilihat bahwa terdapat variasi yang signifikan dalam skor dan kategori pemahaman bacaan. Dari 42 siswa yang diuji, skor berkisar antara 20 hingga 90, dengan kategori yang bisa diamati Tabel 2.
Tabel 2. Kategori Pemahaman Bacaan
Jumlah Siswa |
Skor |
Kategori |
3 |
90-100 |
Baik Sekali |
6 |
80-89 |
Baik |
9 |
60-79 |
Cukup |
24 |
30-59 |
Kurang |
Menurut Zein & Darto (2022) adapun hasil dari skor yang didapatkan akan diolah berdasarkan rumus :
???????????????? = ????????????????????ℎ ???????????????? ???????????????? ????????????????????????????????ℎ / ???????????????? ???????????????????????????????? ???? 100
No |
Kode |
Skor |
Kategori |
1. |
I |
60 |
Cukup |
2. |
JR |
80 |
Baik |
3. |
LM |
30 |
Kurang |
4. |
MF |
60 |
Cukup |
5. |
RA |
60 |
Cukup |
6. |
SA |
40 |
Kurang |
7. |
AB |
90 |
Baik sekali |
8. |
AL |
40 |
Kurang |
9. |
DI |
40 |
Kurang |
10. |
DW |
50 |
Kurang |
11. |
MN |
50 |
Kurang |
12. |
NP |
20 |
Kurang |
13. |
AR |
70 |
Cukup |
14. |
KS |
40 |
Kurang |
15. |
KN |
30 |
Kurang |
16. |
LR |
80 |
Baik |
17. |
MS |
80 |
Baik |
18. |
ME |
60 |
Cukup |
19. |
AA |
90 |
Baik sekali |
20. |
LS |
90 |
Baik sekali |
21. |
NN |
50 |
Kurang |
22. |
RW |
60 |
Cukup |
23. |
RA |
50 |
Kurang |
24. |
RH |
50 |
Kurang |
25. |
AR |
50 |
Kurang |
26. |
AA |
20 |
Kurang |
27. |
BA |
40 |
Kurang |
28. |
CO |
40 |
Kurang |
29. |
PM |
50 |
Kurang |
30. |
XH |
30 |
Kurang |
31. |
AN |
50 |
Kurang |
32. |
AV |
50 |
Kurang |
33. |
CO |
50 |
Kurang |
34. |
FD |
80 |
Baik |
35. |
HR |
40 |
Kurang |
36. |
WH |
40 |
Kurang |
37. |
AL |
30 |
Kurang |
38. |
AR |
50 |
Kurang |
39. |
AS |
60 |
Cukup |
40. |
GA |
40 |
Kurang |
41. |
MY |
40 |
Kurang |
42. |
PW |
30 |
Kurang |
Berdasarkan hasil tabel di atas bahwa kategori Baik Sekali, terdapat siswa yang memperoleh skor 90, yaitu AB, AA, dan LS. Peserta didik menunjukkan pemahaman yang sangat baik terhadap soal bacaan. Pada kategori Baik, siswa yang memperoleh skor 80, seperti JR, LR, MS, dan FD, memiliki pemahaman bacaan yang baik meskipun masihada beberapa kekurangan. Kategori Cukup diisi oleh siswa dengan skor antara 50-70, yaitu I, MF, RA, AR, ME, RW, dan AS, yang menunjukkan pemahaman yang cukup namun belum sepenuhnya memenuhi kriteria pemahaman yang diperlukan. Sebagian besar siswa berada di kategori Kurang, yaitu 22 dari 42 siswa, dengan skor di bawah 50,seperti LM, SA, AL, DI, DW, MN, NP, KS, KN, dan NN, yang memperlihatkan jika peserta didik alami kesulitan dalam pahami teks bacaan.
Berdasarkan hasil wawancara siswa mengatakan beberapa faktor yang memengaruhi kesulitan mereka dalam memahami bacaan. Beberapa siswa menyebutkan rendahnya motivasi dan kurangnya lingkungan belajar yang kondusif sebagai penyebab utama. Misalnya, Leni merasa kurang termotivasi karena materi yang dianggap membosankan, sementara Kristin merasa terganggu oleh kebisingan di rumahnya yang memengaruhi konsentrasi. Selain itu, banyak siswa menyatakan kesulitan memahami istilah-istilah dalam bacaan. Almar menganggap soal Bahasa Indonesia sulit, sedangkan Nona merasaterbebani oleh teks yang panjang. Beberapa siswa, seperti Nuzul, juga merasa kesulitan memahami teks secara keseluruhan karena waktu tes yang terbatas.
Selain itu, ada pengaruh eksternal yang memengaruhi minat baca siswa, seperti preferensi untuk bermain game atau menonton, seperti yang disampaikan oleh Nona danKristin. Kurangnya akses ke buku atau perpustakaan juga disebutkan oleh Nuzul sebagai faktor penghambat. Meskipun banyak yang mengalami kesulitan, sebagian besar siswa memahami pentingnya kemampuan membaca untuk keberhasilan dalam tes. Mereka menyadari bahwa pemahaman bacaan yang lebih baik dapat meningkatkan hasil tes mereka, tetapi kurangnya latihan dan minat membaca menjadi hambatan utama.
Dari hasil tes dan wawancara, terlihat bahwa masalah utama yang dihadapi siswa adalah rendahnya motivasi, minimnya dukungan lingkungan, serta ketidakmampuan mengelola waktu dan konsentrasi saat menghadapi teks bacaan yang panjang. Minat bacayang rendah menjadi refleksi dari tantangan-tantangan ini, di mana siswa kurang memiliki kebiasaan membaca dan lebih tertarik pada aktivitas lain di luar akademik.
Penelitian ini merekomendasikan adanya pendekatan lebih interaktif dalam pembelajaran membaca di kelas, serta pentingnya bimbingan motivasional yang dapat membantu siswa menemukan minat dalam kegiatan membaca. Penambahan waktu dan latihan yang lebih terstruktur pula bisa membantu siswa tingkatkan kemampuan pemahaman bacaan peserta didik.
Gambar 1 Gambar 2
Siswa Mengerjakan Soal Siswa Mengerjakan Soal
Kesimpulan PENUTUP
Bersumber dari hasil tes serta wawancara, bisa dikatakan jika terdapat variasi yang signifikan dalam tingkat pemahaman bacaan di kalangan siswa, dengan mayoritas siswaberada di kategori "Kurang". Faktor utama yang menghambat pemahaman bacaan siswa mencakup rendahnya motivasi, kurangnya lingkungan belajar yang mendukung, kesulitandalam memahami istilah- istilah, serta tantangan konsentrasi akibat teks yang panjang danwaktu yang terbatas. Selain itu, siswa juga menunjukkan kecenderungan untuk lebih memilih aktivitas non-akademik seperti bermain game atau menonton, yang mengindikasikan minat baca yang rendah. Meskipun siswa menyadari pentingnya pemahaman bacaan, motivasi dan akses terhadap bacaan masih kurang, sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan membaca mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD). (2019). OECD Multilingual Summaries PISA 2018 Results (Volume I ) What Students Know and Can Do. OECD Publishing, 1(1), 1–3.
Rasyid, F. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Teori, Metode, Dan Praktek.
IAIN Kediri Press.
Rejeki, S. (2020). Peningkatan Kemampuan Membaca dengan Menggunakan Model Pembelajaran PAKEM (Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan). Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs), 3(3), 2232–2237. https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/view/57114%0Ahttps://jurnal.uns.ac.id/SHES/a rticle/viewFile/57114/33734
Ridlo, U. (2023). Metode Penelitian Studi Kasus: Teori dan Praktik. Jakarta : Publica Indonesia Utama. https://notes.its.ac.id/tonydwisusanto/2020/08/30/metode- penelitian-studi-kasus- case-study/
Zein, M., & Darto. (2022). Buku Evaluasi Pembelajaran Matematika. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9). Riau : Daulat Riau.
Pustaka yang diacu minimal 12 acuan primer, 80% di antaranya terbitan sepuluh tahun terakhir. Semua pustaka yang dituliskan dalam daftar pustaka dikutip di dalam badan naskah. Daftar pustaka dan pengutipan menggunakan gaya APA (American Psychological Association) 2017, dan memakai aplikasi Mendeley. Kemudian sitasi atau kutipan dalam artikel mohon mencantumkan semua nama penulis.