Tim Pemetaan Bahasa Balai Bahasa Provinsi NTB Sasar Desa Dadap, Lombok Timur
Lombok Timur, 20 September 2025—Tahap kedua pengambilan data kebahasaan untuk program Peta Kebinekaan Bahasa, Aksara, dan Sastra dimulai sejak hari Kamis di Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Pada hari berikutnya, giliran tim kedua yang turun ke Desa Dadap, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur. Tim kedua mencari data sejak Jumat—Senin, 19—22 September 2025.
Pada hari pertama, tim menemui Kepala Desa Dadap, Bapak Rohani. Sepeti biasa, di kantor desa, tim mencari informasi mengenai profil desa, sejarah, serta folklor atau tradisi lisan yang berkembang di Desa Dadap. Desa Dadap dulunya menjadi satu dengan Desa Sugian. Setelah pemekaran, desa ini mulai berusaha menghidupi dirinya dengan bermodalkan laut, sawah, dan kebun.
Setelah menemui kepala desa, tim menemui sesepuh desa setempat yang menjadi narasumber, yaitu Amaq Sahnim. Selain itu, ada dua narasumber pendamping untuk membantu komunikasi dan kelancaran proses wawancara, yaitu Bapak Jaelani dan Ibu Maryati. Namun, pada kenyatannya, cukup banyak warga yang ikut berdatangan silih berganti.
Tim sempat membandingkan data dengan Desa Belanting, yang masih berada di kecamatan yang sama. Data di Desa Belanting telah diambil pada tahun 1997. Meskipun lokasinya berdekatan, ternyata cukup banyak ditemukan perbedaan kosakata. Hal ini ditengarai bahwa banyak penduduk Desa Belanting sejak zaman dahulu yang merupakan migran sehingga memengaruhi bahasa setempat. Hal tersebut berbeda dengan situasi di Desa Dadap yang sedikit sekali penduduk yang berasal dari luar daerah.