Balai Bahasa Provinsi NTB Dampingi Penggunaan Bahasa Negara di Sekolah Nasionak 3 Bahasa Budi Luhur

Mataram, 24 September 2025-- Pendampingan Lembaga dalam Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik dan Tata Naskah Dinas di Kota Mataram dilanjutkan di hari kedua. Berbeda dengan pendampingan di hari pertama kemarin, kali ini pendampingan dengan metode yang lebih intensif dilakukan oleh Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk Sekolah Nasional 3 Bahasa Budi Luhur. Pada Senin lalu, narahubunh Sekolah Nasional 3 Bahasa Budi Luhur mengirimkan surat penyuluhan secara khusus untuk meningkatkan kompetensi pembuatan surat bagi staf tata usaha dan guru bahasa.

Sebanyak 17 orang staf dan guru hadir dalam pendampingan kali ini. Kepala SMA Budi Luhur, Wahyu Kasidi, berkesempatan memberi sambutan. "Sekolah ini branding-nya sekolah bahasa, tetapi masih banyak hal yang rasanya masih harus diluruskan terkait penggunaan bahasa. Oleh karena itu, kami butuh bantuan Balai Bahasa," ujarnya. Ia berharap, pendampingan ini tidak hanya sekali dilakukan, tetapi dalam intensitas yang mampu membuat dampak yang signifikan.

Pembahasan berfokus pada tata naskah dinas, khususnya penulisan surat. Meskipun demikian, Tim Pembinaan tetap memberikan materi penggunaan bahasa negara di ruang publik dalam pengantarnya. Toni Samsul Hidayat, Penyuluh Bahasa di Balai Bahasa Provinsi NTB menyampaikan bahwa Undang-Undang telah mengatur pengutamaan bahasa negara wajib dilakukan di ruang-ruang publik. Terutama dalam lembaga yang berkaitan dengan bahasa, penggunaan bahasa Indonesia tidak dapat dikecualikan. "Sesuai namanya, Budi Luhur menerapkan pengajaran dalam tiga bahasa. Untuk itu, kami persilakan untuk tetap menggunakan bahasa asing, tetapi bahasa Indonesia tetap harus digunakan," jelasnya. Ia kemudian menjelaskan tata cara pemosisian bahasa Indonesia disandingkan dengan bahasa lainnya. 

Dalam penyuluhan tata naskah dinas, Toni menguraikan hal-hal yang masih menjadi kekeliruan dalam penulisan tata naskah, mulai dari penulisan alamat pada kop surat, kepala surat, isi, dan kaki surat. Ia mempraktikkan perbaikan surat pada tiga contoh surat dinas milik Budi Luhur secara langsung. Setiap peserta penyuluhan juga memegang kertas koreksi masing-masing. Beberapa di antaranya juga diminta untuk mencoba memperbaiki penulisan Bahasa dalam isi surat sesuai versi masing-masing.

Tami, salah seorang pesuluh banyak menanyakan kasus-kasus kebahasaan yang sering ia temui dalam pembuatan surat. Hal-hal yang bagi ia menyulitkan adalah penggunaan tanda baca titik dua, penentuan struktur kalimat efektif, dan pemilihan kata yang sesuai. 

Pendampingan ini tidak akan menjadi satu-satunya pendampingan yang dilakukan Balai Bahasa kepada Budi Luhur. Pendampingan secara berkala dengan komunikasi daring juga akan terus dilakukan. Selain itu, sesuai petunjuk teknis, lembaga juga akan terus didampingi hingga lima tahun ke depan. "Kami harap ada yang berubah dari kami saat kunjungan berikutnya oleh Balai Bahasa," pungkas Wahyu menutup kegiatan.