Pergelaran Festival Tunas Bahasa Ibu Kabupaten Lombok Tengah sebagai Penyemangat Tunas Bahasa Ibu Melindungi Bahasa dan Sastra Sasak
Lombok Tengah, 4 Oktober 2025--Semangat pelestarian bahasa daerah terus digelorakan melalui kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu yang digelar di SMKN 1 Lombok Tengah. Acara ini dihadiri Ketua Tim Kerja Pelindungan Bahasa dan Sastra (Kasman), Wakil Bupati Lombok Tengah (M. Nursiah), dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah (Lalu Idham Halid).
Festival yang diikuti pelajar dari berbagai sekolah di wilayah Lombok Tengah ini menjadi wadah penting untuk memperkenalkan, melestarikan, dan mengembangkan penggunaan bahasa ibu—khususnya bahasa Sasak—di kalangan generasi muda. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program nasional Tunas Bahasa Ibu yang digagas oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Wakil Bupati Lombok Tengah, M. Nursiah, dalam sambutannya mengapresiasi semangat para siswa yang antusias menampilkan kemampuan berbahasa Sasak melalui berbagai lomba seperti pidato, baca puisi, mendongeng. “Generasi muda harus bangga menggunakan bahasa ibunya,” ungkapnya. Ia berharap agar semangat anak-anak dalam mempelajari bahasa dan sastra daerah ini semakin tumbuh dan berkembang sehingga bahasa Sasak sebagai jati diri masyarakat Sasak tidak hilang ditelan arus perkembangan zaman yang semakin modern. Wakil Bupati Kabupaten Lombok Tengah berharap agar anak-anak yang nantinya meraih juara dalam FTBI mendapat semangat baru dalam mempelajari bahasa dan sastra daerah. "Bagi anak-anak yang belum berhasil agar jangan patah semangat. Jadikan ajang ini sebagai menumbuhkan semangat baru untuk tetap belajar sehingga pada masanya nanati anak-anak akan sukses," imbuhnya.
Kasman, yang mewakili Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kehadiran Wakil Bupati dalam mendukung revitalisasi bahasa daerah serta menekankan pentingnya peran bahasa daerah sebagai identitas budaya daerah. Menurut Kasman, adanya revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat bukan sekadar menjalankan program yang dicanangkan Badan Bahasa, tetapi lebih berpijak pada hasil kajian vitalitas bahasa sasak, Samawa, dan Mbojo yang pernah dilakukan oleh Balai Bahasa Provinsi NTB sekitar kurun waktu 2015—2021 lalu. Hasil kajian tersebut menujukkan bahwa ketiga bahasa daerah mayoritas di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini mulai mengalami pergeseran terutama pada generasi muda usia sekolah SD—SMA. Selanjutnya, Kasman sebagai perwakilan Balai Bahasa Provinsi NTB berharap pemerintah Kabupaten Lombok Tengah segera menindaklajuti kegiatan pelindungan bahasa dan sastra daerah ini hingga pada titik tertentu Kabupaten Lombok Tengah memiliki regulasi dan muatan lokal bahasa dan sastra daerah.