FTBI Kabupaten Lombok Utara: Balai Bahasa Provinsi NTB Dorong Kemajuan Pelaksanaan Jenjang SD dan SMP
Lombok Utara, 14 Oktober 2025—Kabupaten Lombok Utara mulai berbenah terkait keberlangsungan hidup bahasa Sasak di wilayahnya. Selama dua hari sejak Senin, 13 Oktober 2025, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara sibuk mengatur berlangsungnya Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Kabupaten. Bertempat di aula milik dinas, para guru dan murid sibuk berseliweran menyaksikan perlombaan.
Kegiatan ini diikuti oleh siswa dari berbagai kecamatan di Kabupaten Lombok Utara. FTBI di Kabupaten Lombok Utara baru mengakomodasi tiga lomba, yaitu mendongeng, menulis aksara, dan pidato. Ketiga lomba tersebut pun baru diperuntukkan bagi siswa SD. Namun, melihat perkembangannya, hal tersebut merupakan langkah pertama yang bagus.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Utara, Efendi, menuturkan bahwa pelaksanaan FTBI di daerahnya jauh dari kata sempurna. “Waktu persiapannya sangat mepet dan anggarannya bisa dikatakan tidak ada. Namun, hal tersebut tidak boleh menghalangi kita untuk melestarikan bahasa Sasak yang tumbuh di KLU ini. Bahasa Sasak kita menyimpan tradisi dan pengetahuan yang kaya serta dapat kita manfaatkan untuk menggenjot sektor pariwisata,” ungkapnya sebelum pengumuman pemenang.
Dalam sambutannya, Dwi Pratiwi selaku Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB yang berkesempatan hadir memberi apresiasi setinggi langit kepada KLU, terlepas dari ketidaksempurnaan yang ada. Ia menyoroti betapa KLU memiliki potensi budaya yang tinggi, tetapi belum dapat dimaksimalkan.
“KLU adalah satu dari tiga daerah yang harus melalui jalan terjal dalam penyelenggaraan Revitalisasi Bahasa Daerah di NTB. Namun, tahun ini, apa yang dilakukan oleh KLU sangat layak mendapatkan apresiasi. Dengan adanya FTBI, diharapkan anak-anak dapat lebih mencintai budaya Sasak yang begitu khas di KLU,” ungkapnya dalam sambutan.
Ke depannya, Dwi Pratiwi berharap pelaksanaan FTBI di KLU dapat dilaksanakan untuk jenjang SD dan SMP serta mengakomodasi tujuh mata lomba. Selain itu, ia juga dapat berharap agar seleksinya dilakukan berjenjang, paling tidak dari tingkat kecamatan.