Beri Dukungan Psikologi bagi Pegawai, Balai Bahasa Provinsi NTB Melakukan Skrining Awal Kesehatan Mental

Mataram, 18 November 2025—Sebagai bentuk dukungan terhadap kesejahteraan psikologi pegawai, Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan fasilitasi dalam bentuk skrining awal kesehatan mental. Skrining terhadap pegawai dilakukan oleh psikiater, psikolog klinis, dan beberapa orang staf dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma. Seluruh pegawai Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat hadir dengan semangat untuk mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Cilinaya tersebut diawali dengan sambutan dari Kepala Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dwi Pratiwi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa terima kasih atas respons cepat yang ditunjukkan oleh RSJ Mutiara Sukma untuk membantu pelaksanaan kegiatan ini. Dwi Pratiwi juga berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak baik bagi seluruh pegawai. “Kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan agar para pegawai dapat bercerita dan berdiskusi terkait apa yang dirasakan sehingga ke depannya bisa diketahui tindak lanjut yang harus dilakukan,” ungkapnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Pelayanan RSJ Mutiara Sukma yang diwakili oleh Sumarti juga menyampaikan harapan yang sama agar kegiatan ini bisa memberikan manfaat yang besar bagi psikologi para pegawai Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat. Setelah pembukaan kegiatan selesai dilaksanakan, kegiatan dilanjutkan dengan menyimak materi dari psikiater tentang manajemen stres. Selanjutnya, para pegawai juga diajak untuk mengelola stres dengan mempraktikkan teknik lima jari. 

Setelah sesi penyampaian materi selesai, para pegawai secara bergiliran melakukan tes menggunakan alat stress analyzer. Hasil dari tes tersebut akan dipadukan dengan hasil tes kesehatan mental pegawai yang telah diisi melalui kuesioner sehari sebelumnya. Setelah menerima hasil tes, selanjutnya pegawai akan mengikuti sesi konsultasi secara individu bersama psikiater dan psikolog klinis. Sesi tersebut membantu para pegawai untuk bercerita dan berdiskusi terkait dengan keluh kesah dan perasaan yang selama ini dihadapi. Diharapkan melalui fasilitasi ini, psikologi pegawai menjadi lebih sehat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, salah satunya memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakat umum.