Asing Dirasa Hebat, Asli Dirasa Biasa, Asal Dirasa Usang
Tahun 1928, di sebuah gedung sederhana di jantung Kota Batavia, para pemuda menorehkan satu ikrar agung yang mengikat hati mereka: satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa—bahasa Indonesia. Ikrar itu tidak lahir dari ruang kosong, tetapi kesadaran kolektif bahwa bahasa adalah roh pemersatu bangsa. Ia bukan sekadar alat komunikasi, melainkan rumah kebangsaan tempat seluruh anak bangsa kembali pulang. Hampir seabad berlalu, gema sumpah itu masih bergetar di dada kita. Namun, di tengah der. [...]